oleh : Pipit Siti Alawiyah
Salat Gerhana atau salat kusufain adalah salat yang dilakukan saat terjadi gerhana bulan maupun matahari. Salat yang dilakukan saat gerhana bulan disebut dengan salat khusuf, sedangkan saat gerhana Matahari disebut dengan salat kusuf. Istilah kusuf (gerhana matahari) diambil dari kata kerja dasar kasafa yang artinya berubah menjadi hitam. Dalam bahasa Arab dikatakan kasafat asy-syamsu, artinya matahari menghitam dan hilang sinarnya. Adapun istilah khusuf (gerhana bulan) diambil dari kata kerja dasar khasafa yang artinya berkurang. Dalam bahasa Arab dikatakan khasafa al-bi’ru, artinya sumur itu berkurang airnya dan mengering.
Banyak ulama menyatakan masing-masing istilah ‘kusuf’ maupun ‘khusuf’ bermakna gerhana matahari maupun gerhana bulan, tidak ada perbedaan antara keduanya. Adapun riwayat yang mengharuskan shalat gerhana diantaranya " Telah terjadi gerhana Matahari pada hari wafatnya Ibrahim putra Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Berkatalah manusia: Telah terjadi gerhana Matahari karana wafatnya Ibrahim. Maka bersabdalah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam "Bahwasanya Matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Allah mempertakutkan hamba-hambaNya dengan keduanya. Matahari gerhana, bukanlah kerana matinya seseorang atau lahirnya. Maka apabila kamu melihat yang demikian, maka hendaklah kamu salat dan berdo’a sehingga selesai gerhana." (HR. Bukhari & Muslim).
Adapun hukum melaksanakan shalat ini para ulama telah sepakat bahwa shalat gerhana hukumnya sunnat muakkad untuk laki-laki dan perempuan dan alangkah baiknya dilaksanakan secara jama’ah akan tetapi jama’ah di sini tidak menjadi syarat, dan raka’atnya terdiri dari dua raka’at disetiap raka’at terdiri dari dua takbir. Sebagaimana riwayat ‘Aisyah r.a :
عن عائشة قالت خسفت الشمس فى حياة النبى صلى الله عليه وسلم فخرج رسول الله صلى الله عليه وسلم الى المسجد فقام فكبر وصف الناس وراءه فاقترأ قراءة طويلة ثم كبر فركع ركوعا طويلا هو ادنى من القراءة الاولى ثم رفع رأسه فقال ( سمع الله لمن حمده, ربنا ولك الحمد ). ثم قام, فاقترأ قراءة طويلة, هى ادنى من القراءة الاولى ثم كبر فركع ركوعا هو ادنى من الركوع الاول ثم قال ( سمع الله لمن حمده, ربنا ولك الحمد ). ثم سجد, ثم فعل فى الركعة الاخرى مثل ذلك حتى استكمل اربع ركعات ( ركعتان وركوعان ) واربع سجدات و انجلت الشمس قبل ان ينصرف ثم قام فخطب الناس فأثنى على الله بما هو اهله ثم قال ( ان الشمس و القمر ايتان من ايات الله عز وجل لا ينخسفان لموت احد ولا لحياته فاذا رايتموها فافزعوا الى الصلاة ). رواه البخارى ومسلم
Begitu juga menurut imam Maliki, Syafi’i, Ahmad dan Abu hanifah bahwa shalat gerhana terdiri dari dua raka’at seperti shalat i’ed dan shalat jum’at sebagaimana dalam hadits Nu’man bin basyir :
لحديث النعمان بن بشير قال صلى بنا رسول الله صلى الله عليه وسلم فى الكسوف نحو صلاتكم يركع ويسجد ركعتين ركعتين ويسأل الله حتى تجلت الشمس ( النسائى )
Dalam setiap raka’at diwajibkan untuk membaca al-fatihah, kemudian setelahnya membaca apa saja dari ayat Qur’an,dan ketika membacanya boleh dibaca dengan suara keras ataupun pelan kecuali bukhari menurutnya lebih baik dibaca dengan suara keras. Disamping shalat, ketika gerhana disunnatkan juga untuk bertakbir, berdo’a, bershadaqah dan beristighfar.
0 comments:
Post a Comment