-
Oleh : M.Andhika Sakali
Judul Asli : As’id Nafsaka wa As’idil Ȃkharîn
- Judul Buku : KAMUS MINI HIDUP BAHAGIA
- Penulis : Dr. Hassan Syamsi Basya
- Penerbit : Cakrawala Publishing
- Jumlah hal : 194 hal
-
Foto : GoogleImages.com |
Kebahagiaan merupakan sebuah objek yang terus dicari manusia di setiap masa dan di setiap tempat. Sarana untuk mencapainya berbeda-beda antara satu orang dengan yang lain. Ia berbeda sesuai dengan perbedaan tabiat masing-masing manusia, kecendrungan-kecendrungan, lingkungan-lingkungan dan kondisi-kondisi mereka yang spesifik. Contohnya, oleh sebagian orang ada yang menganggap bahwa kebahagiaan itu ada dalam kenikmatan-kenikmatan jasadi, maka ia hidup dalam kemaksiatan dan selalu terbuai akan hawa nafsu mereka. Oleh sebagian orang lagi ada yang menganggap bahwa kebahagiaan itu bisa dicapai dengan mengumpulkan harta, sehingga mereka berusaha mengumpulkannya sekalipun dengan cara-cara yang tidak di benarkan. Oleh sebagian orang lagi, kebahagiaan yang sebenarnya dianggap ada dalam kesederhanaan, hanyut dalam lautan ilmu, tolong-menolong dan lain-lain sebagainya.
Berkenaan dengan hal itu, Dr. Hassan Syamsi Basya menghadirkan kepada kita petikan dari rangkaian-rangkaian yang begitu indah, kemudian mengemasnya dalam ungkapan-ungkapan yang sangat global, dalam bukunya yang berjudul ‘KAMUS MINI HIDUP BAHAGIA’. Dalam mukaddimahnya beliau mengatakan bahwa; ‘Bila manusia tahu akan kehidupan, niscaya dia akan menemukan banyak hal yang dapat mewujudkan kebahagiaan dirinya, bahkan mewujudkan surga dalam kehidupan di dunia, sebelum menyaksikan kebahagiaan yang hakiki di akhirat kelak’. Beliaupun memberikan kesimpulan bahwa kebahagiaan ada dalam pikiran kita. Karena kebahagiaan, kesengsaraan, kegelisahan, dan ketenangan manusia hanya bersumber dari satu hal yaitu dari dalam dirinya sendiri. Sesungguhnya diri manusialah yang akan memberikan warna bagi kehidupannya yang indah, atau sebaliknya, sebagaimana warna benda cair itu ditentukan oleh bejana yang ditempatinya. Pada hakikatnya, kita memang telah hidup ditengah iklim yang penuh dengan anugerah Allah, dan itu mesti kita sadari. Betapa banyak nikmat dan anugrah yang telah Allah berikan kepada manusia, dan betapa banyak pula manusia yang tidak menyadari dan mensyukuri karunia yang Allah telah anugerahkan, kecuali bila kenikmatan tersebut sirna darinya.
Dilain sisi dan yang paling penting adalah, Dr. Hassan Syamsi Basya mengemukakan bahwasanya kebahagiaan yang sebenarnya terdapat pada amal nyata manusia. Kebahagiaan yang sesungguhnya terdapat dalam ketaatan kepada Allah, dalam kecintaan manusia terhadap saudaranya, menolong kaum fakir, membantu orang yang terluka, membangunkan orang yang terjatuh, memberi makan orang yang lapar, memberi pakaian orang yang tidak memiliki dan menyayangi orang yang berhak untuk disayangi. Seorang mukmin yang hakiki memahami bahwa kenikmatan dunia akan berakhir, kedudukan, kekayaan dan keindahan akan sirna. Karenanya, ia berusaha keras untuk mencari ridho Rabb-Nya. Dia akan puas terhadap apa yang dikaruniakan Allah dalam hidup ini. Dia akan bekerja untuk dunianya seakan-akan ia hidup untuk selamanya. Dan ia akan berbuat untuk akhiratnya seakan-akan ia akan mati besok.
Buku berbahasa Indonesia yang berjumlah 194 halaman ini adalah terjemahan dari karya aslinya, yang berjudul “As’id Nafsaka wa As’idil Ȃkharîn”, dan telah dikenai status Best Seller karena penjualannya yang terbilang banyak, khususnya di Timur tengah. Buku tersebut ditulis langsung Dr. Hassan Syamsi Basya, seorang Konsultan penyakit hati di Rumah Sakit Angkatan Bersenjata Raja Fahd, Jeddah.
Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai orang-orang yang meraih kebahagiaan di dunia dan khususnya di akhirat kelak. Amin.
0 comments:
Post a Comment