Redaksi Menerima kiriman tulisan baik opini, artikel dan lain-lain
Tulisan bisa dikirim via email ke alamat : pwkpii.mesir@gmail.com
Jazakumullah khairan katsiran

Friday, 16 March 2012

Fleksibilitas Sholat Sebagai Bukti Toleransi Islam

Oleh: Nur Furqan

Islam merupakan satu-satunya agama yang diridhoi Allah swt., selain islam, no way!. Begitu kurang lebih al-Qur’an menjelaskan. Tepatnya ada pada surat al-Baqarah ayat 19, “Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah islam”. Agama Islam merupakan nikmat berharga yang patut dijaga dan disyukuri oleh semua umat. Salah satu cara untuk mensyukurinya adalah dengan patuh dan taat kepada Allah dan senantiasa melaksanakan perintah-perintah serta larangan-laranganNya.

Segala hal yang berkenaan dengan islam telah dikupas tuntas dalam al-Qur’an dan al-Hadits, nabi Muhammad saw.-lah yang membawakan itu semua serta menjelaskannya kepada semua umat agar tidak ada lagi yang menghujat nantinya. Nabi Muhammad saw. adalah seorang rasul pilihan Allah swt. yang dikirim khusus pada akhir zaman ini, yang mana tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya.

Sudah semestinya sebagai umat yang mencintai Allah dan rasulNya taat dan tunduk terhadap segala yang telah ditetapkan dalam agama Islam, selalu menjadikan segala perbuatan bernilai ibadah. Banyak sekali ibadah-ibadah dalam Islam yang telah kita ketahui bersama, namun, sholat lah yang utama. Dan sholat adalah merupakan tiang agama, “barang siapa menegakkan sholat, maka dia telah menegakkan agama ini, dan barang siapa meninggalkannya, maka dia telah menghancurkan agama ini” (al-Hadits).

Sholat merupakan deretan dan kumpulan dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Sholat dalam rukun islam menempati tingkat kedua setelah syahadah. Sholat dalam islam ada yang wajib dan ada yang sunnah, sholat wajib ini merupakan ibadah yang sangat sakral dan harus selalu dijaga bagi yang telah baligh, dan bagi yang meninggalkannya akan mendapatkan dosa.

Namun, disamping itu semua, islam juga sangat memperhatikan kondisi umatnya, karena Allah sendiri tidak pernah membebani hamba-hambaNya dengan beban di luar kemampuan mereka. Itu terbukti dari beberapa hal yang bisa kita jumpai dalam islam, dalam sholat, misalnya, jika seseorang tidak kuasa melaksanakan sholat dengan berdiri, maka islam datang dengan solusi yang sangat toleran, yaitu diperbolehkan sholat dengan duduk, jika tidak bisa dengan duduk, dengan terlentang pun juga boleh, jika dengan terlentang juga tidak bisa, maka denan isyarat saja juga diperbolehkan.

Contoh lain bisa kita temukan dalam diperbolehkannya menggabungkan dua sholat dalam satu waktu, atau yang biasa kita kenal dengan “jama’”, tentunya diperbolehkannya ini semua harus benar-benar memenuhi syarat-syaratnya, misalnya jika seseorang melakukan perjalanan panjang, maka diperbolehkan bagi dia untuk men-jama’ sholatnya, bisa sholat dzuhur dan ashar, bisa juga sholat maghrib dan isya. Bahkan, islam mempersilahkan seseorang tersebut untuk memperpendek sholat yang memiliki empat raka’at menjadi dua rakaat saja, semua fleksibilitas sholat dan ibadah yang lainnya adalah bukti bahwa islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan penuh kemudahan. Wallahu a’lam.

0 comments:

Post a Comment