Oleh : Zamzami Saleh
Siapa yang tidak kagum dengan Sosok Sayyidah Fatimah ? Jangan  tanyakan tentang parasnya karena ia terlahir dari Laki-laki paling  tampan se-dunia sepanjang masa. Sikapnya yang lembut , tegas dan   berhiaskan akhlak yang mulia menambah keanggunan putri Rasul Allah yang  terakhir itu. Dalam hal ibadah , kesantunan dan kecekatan dalam berusaha  , ia termasuk Ratunya. Semua itu sudah cukup untuk menjadi alasan banyak  laki-laki untuk meminangnya.
Diantara sekian banyak  pengagum Fatimah, masuklah dalam daftar itu seorang pemuda Miskin  cerdas bernama Ali bin Abi thalib, sepupu dari Baginda Rasulullah  saw. Ia sendiri sudah cukup lama mengenal Fatimah, bahkan bisa dibilang  bahwa mereka berdua adalah sahabat sejak kecil.Kekaguman Ali terhadap  Fatimah disimpannya rapat-rapat dalam hati.Yah , siapa yang yang tidak  kagum ketika melihat seorang gadis cantik berlari menyongsong Ayahnya  yang kotor dan penuh luka habis dilempari kotoran unta oleh Kafir  Quraisy.Ia basuh luka dan kotoran yang ada di sekujur tubuh ayahnya  dengan penuh cinta.Ia tutup luka ayahnya dengan secarik kain agar tak  menetes lagi keluar.
Siapa yang tidak jatuh hati melihat  ketegasan dan keberanian seorang Perempuan cantik yang berlari menuju  ka’bah tatkala Muhammad Rasulullah ayahnya dihina dan ditertawakan oleh  pembesar Quraisy.Ia hardik seluruh orang-orang terhormat itu hingga  tiada satupun yang bisa membalas menimpali.
 Saya tidak  tahu apakah waktu itu Sayyidina ‘Ali menganggap bahwa apa yang ia rasa  adalah cinta , namun yang jelas batinnya cukup tersentak kaget saat  tersiar kabar bahwa seorang laki-laki mulia hendak meminang Fatimah  binti Muhammad yang ia kagumi.Laki-laki yang tidak sembarangan tingkat  kemuliaannya.Ialah Sayyidina Abu bakar Ash-Shiddiq , laki-laki pertama  yang beriman dengan Muhammad.Laki-laki memiliki begitu kuat dalam  membela Islam sejak awal syiarnya.Laki-laki yang hidupnya dihiasi  keta’atan kepada Allah dan akhlaq yang begitu mulia.
Saya tidak  tahu apakah waktu itu Sayyidina ‘Ali menganggap bahwa apa yang ia rasa  adalah cinta , namun yang jelas batinnya cukup tersentak kaget saat  tersiar kabar bahwa seorang laki-laki mulia hendak meminang Fatimah  binti Muhammad yang ia kagumi.Laki-laki yang tidak sembarangan tingkat  kemuliaannya.Ialah Sayyidina Abu bakar Ash-Shiddiq , laki-laki pertama  yang beriman dengan Muhammad.Laki-laki memiliki begitu kuat dalam  membela Islam sejak awal syiarnya.Laki-laki yang hidupnya dihiasi  keta’atan kepada Allah dan akhlaq yang begitu mulia.Ali  pun merasa bahwa ia sedang diuji oleh Allah.Ia tahu bahwa Abu Bakar  jelas lebih pantas dari dirinya.Bukan karena Status Abu bakar yang dari  sisi finansial lebih berada darinya , ataupun status kedekatan  persahabatannya dengan Rasulullah.Ali tahu bahwa perjuangan Abu bakar  terhadap dakwah islam nyaris tiada yang menandingi.Ia menemani dan  mendukung penuh Rasulullah hampir dalam setiap keadaan.Beberapa sahabat  lain pun masuk islam lewat dakwahnya.Ia banyak memerdekakan budak.Bahkan  dari sisi finansial , ia banyak menyumbangkan hartanya kepada Islam  (hingga nyaris tiada yang tersisa untuk keluarganya).
Ali  pun kemudian mendukung Abu Bakar yang hendak meminang Fatimah.Ia mungkin  memang mencintai Fatimah , namun Abu bakar mungkin lebih pandai untuk  membahagiakan Fatimah ketimbang dirinya.Cinta memang bukan hanya soal  rasa , namun juga soal keberanian dan kesiapan.Cinta juga soal  keberanian mengambil kesempatan atau berkorban perasaan.
Namun  ternyata lamaran Abu Bakar ditolak oleh Rasulullah.Semangat Ali pun  mulai muncul kembali dan terus ia jaga.Ia persiapkan dirinya sebaik  mungkin agar pantas untuk meminang Fatimah.Namun setelah mundurnya Abu  bakar , ternyata ada lagi seorang laki-laki yang begitu luar biasa  berani dan perjuangannya.Laki-laki yang sejak keislamannya , muslim pun   lebih berani menegakkan mukanya dalam berdakwah.Laki-laki yang bahkan  Syetan saja lari terbirit-birit jika mendengar telapak kakinya.Ialah  Umar bin Al Khaththab.Ali pun merasa di uji kembali.
Umar  ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan  itu juga datang melamar Fathimah. ’Umar memang masuk Islam belakangan,  sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan  ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar  pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya  ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih  dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku  datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan  ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”.Dan Ali pun harus kembali  ridla dan mendukung Umar yang menurutnya lebih pantas dari dirinya.
Sayang  , sekali lagi cinta memang soal keikhlasan menerima dan menolak , serta  saat diterima dan ditolak.Kabar pun menyeruak , Lamaran Umar juga  ditolak.
Di satu sisi kabar ini cukup membuat Ali kembali semangat  dalam mempersiapkan dirinya untuk melamar Fatimah , namun disisi lain  kabar ini juga membuatnya bingung dan dilema.Kalaulah Abu bakar dan Umar  yang sudah tidak diragukan lagi kualitasnya dalam kacamata agama saja  masih ditolak oleh Baginda Nabi , apa lagi dirinya yang tidak sehebat  mereka berdua.”Menantu macam apa yang kiranya ditunggu-tunggu oleh  Rasulullah” , tanyanya dalam hati.Miliarder kaya dermawan seperti Utsman  kah yang menikah dengan Ruqayyah dan Umm Kaltsum ? atau seperti Abul  ‘Ash bin Rabi’ , istri Zainab binti Rasulullah ?
“Mengapa  engkau tidak mencoba kawan ?” ujar teman-temannya menyemangati.”Aku  punya firasat bahwa kau lah yang ditunggu-tunggu oleh Baginda  Rasulullah” lanjut temannya.
“Aku ?” ujar Ali  keheranan.”Yah , engkau kawan ,siapa lagi “ jawab temannya.”Aku hanyalah  pemuda miskin , Apa yang akan kuandalkan ? ”
Jelas dari  sisi finansial , Ali merasa sangat tidak siap.Hanya satu set baju besi  dan sedikit tepung untuk makan yang ia miliki.Namun untuk meminta  Fatimah bersabar hingga batas waktu ? ah haruskah dirinya meminta  Fatimah untuk menunggu barang satu atau dua tahun dulu agar dirinya siap  ? lantas dimana letak keberaniannya sebagai seorang laki-laki ? “Engkau  Pemuda sejati , hai Ali” batinnya mengingatkan.
Ali lalu  memberanikan diri menghadap ke rumah Rasulullah untuk meminang  Fatimah.Ia siapkan satu-satunya harta yang ia miliki berupa baju besi  untuk digadakan dan dibelikan mahar.Ia sadar bahwa dirinya adalah pemuda  sejati.Pemuda yang siap bertanggung jawab atas setiap  perbuatannya.Pemuda yang berani menanggung konsekuensi atas segala  keputusannya.Ia yakin bahwa Allah maha kaya , dan Allah lah yang  memberikannya rezeki dari jalan yang tak pernah ia duga.
“Ahlan  wa Sahlan” begitu jawaban Nabi sambil tersenyum.Ali sendiri awalnya  bingung dengan jawaban tersebut , hingga akhirnya ia diberi tahu bahwa  jawaban tersebut adalah keridloan dan kesukaan Nabi Muhammad atas  lamaran Ali
Ali adalah potret laki-laki sejati.Ia tahu  bahwa cintanya harus ia perjuangkan lewat jalan-jalan Tuhannya.Ia yakin  bahwa takdir Allah tidak pernah salah.Ia sadar bahwa usaha dan keyakinan  lah yang membawanya seperti ini.Ia siapkan dirinya , ia pantaskan  kondisinya, ia kuatkan tekad untuk mencobanya , serta ia siapkan diri  untuk menerima kondisi sebaliknya.Ia tahu bahwa cinta tak pernah  menanti. Sekarang atau tidak sama sekali.
***
Dalam  sebuah riwayat juga dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka  menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum  menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda  ”‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau menikah  denganku? dan Siapakah pemuda itu?”Sambil tersenyum Fathimah berkata,  “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu.”
Kenapa Fatimah ternyata juga mencintai Ali ? saya rasa para pembaca khususnya wanita sudah mengetahui dan memahami jawabannya.
 “  Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan  kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan  dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (doa Rasulullah saat  pernikahan Sayyidina Ali Ra dan Fatimah Ra)

 






 
 


0 comments:
Post a Comment