Oleh : Man Muhammad
Judul : Ar-Rahiq al-Makhtum
Penulis : Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri
Penerbit : Darussalam
Hal : xxxii + 732
Ilustrasi Cover Kitab |
Ar-Rahiq al-Makhtum, adalah sebuah karya besar dan lengkap tentang riwayat hidup Nabi kita, Muhammad SAW, yang ditulis oleh Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri. Apa yang dipaparkan di dalam buku ini tidak hanya berkisar tentang kehidupan Nabi SAW semata, namun juga mencakup sejarah kehidupan Bangsa Arab, suku – suku dan bangsa – bangsa selain arab, sosial budaya, geopolitik, ekonomi dan demografi. Olehnya itu, buku ini sangat berbeda dengan sirah – sirah Nabawiyah yang lainnya, karena penulisan buku ini harus melalui dan melakukan penelitian yang komprehensif, dengan memperhatikan runtut peristiwa – peristiwa historis berdasarkan kronologisnya. Ditambah penelitian ini harus bermutu dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
Penulis Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri dan bukunya ar-Rahiq al-Makhtum mendapatkan peringkat pertama dalam lomba penulisan sejarah yang diadakan oleh Rabithah al-Alam Islami dan diumumkan pada Muktamar Islam Pertama Negara – Negara Asia di Karachi pada bulan Sya’ban tahun 1398H.
Bermula dari bangsa arab :
Bangsa Arab
Bangsa Arab itu terbagi atas 3 Kelompok .
· Arab Ba’idah, yaitu kaum – kaum arab kuno yang sudah punah dan tidak bisa lagi di temukan keberadaannya. Seperti sejarah kaum “Ad, Tsamud, Judais, Imlaq (bangsa raksasa) dan lain – lain.
· Arab Aribah, yaitu kaum – kaum arab yang berasal dari garis keturunan Ya’rib bin Yasyjub bun Qahthan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah. Yang perlu diketahui, lahirnya Arab Aribah itu dari Yaman, lalu berkembang menjadi beberapa kabilah dan kabilah yang paling terkenal hanya dua, yaitu “Himyar dan Kahlan”.
· Arab Musta’ribah, yaitu kaum – kaum arab dari yang berasal dari garis keturunan Ismail, yang juga disebut Arab Adnaniyah.
Nabi Ibrahim Alaihissalam
Arab Musta’ribah yang sudah saya sebutkan di atas, nenek moyang mereka adalah Nabi Ibrahim As, yang berasal dari sebuah kota yang disebut “Air” dekat dengan sungai Eufrat, negeri Iraq. Para ahli sejarah telah melakukan penggalian – penggalian dan pengeboran dan telah mengungkap secara rinci latar belakang kota ‘Air’ dan keluarga besar Nabi Ibrahim As, serta kondisi religious dan sosial yang ada di negeri itu.
Sebagaimana yang kita tahu Nabi Ibrahim As, berhijrah dari kampungnya menuju Palestina, yang kemudian dijadikan oleh beliau sebagai markas da’wah. Beliau adalah orang yang suka melakukan perjalanan kesegala pelosok negeri, dan Mesir adalah salah satunya tempat yang pernah beliau singgahi bersama istrinya Sarah. Fir’aun atau Ramses panggilan bagi penguasa Mesir waktu itu, ingin mengelabui Nabi Ibrahim As, agar bisa mendapatkan Sarah istri beliau, namun sayang Allah membalas tipu daya Fir’aun, yang menjadikan Fir’aun sendiri yang tertipu dan tersadarkan karena betapa dekatnya Sarah dengan Allah, hingga akhirnya dia mengangkat Sarah sebagai anaknya sebagai ungkapan pengakuannya terhadap keutamaan Sarah, dan menghadiahkan Hajar sebagai pembantu Sarah. Oleh Sarah, Hajar dinikahkan dengan Nabi Ibrahim As. Namun sayang, tak lama kemudian Sarah menginkan Nabi Ibrahim mengasingkan Hajar karena terbakar api cemburu, apalagi Hajar telah dikaruniai anak laki – laki yang diberi nama Ismail. Hajarpun di asingkan di tempat pengasingan yang sama sekali tidak ada Manusia, dan Ibrahim hanya meninggalkan mereka ke Hijaz dekat Baitul Haram, tanah gersang yang tak ada apa – apa kecuali sekantong plastik berisi kurma dan wadah air, setelah itu Ibrahim kembali ke Palestina.
*NB : Hajar bukanlah seorang budak yang dihadiahkan Fir’aun kepada Sarah seperti kita tahu selama ini, tapi Hajar adalah wanita merdeka yang tidak lain adalah anak Fir’aun sendiri.
Nabi Ibrahim As, dalam kurun waktu itu terus mengunjungi keluarga yang beliau tinggalkan, dan dalam referensi sejarah yang dipercaya, Nabi Ibrahim As, hanya empat kali melakukan perjalanan tersebut, dan salah satunya dicatat Allah dalam Alquran surat As-Shaffat 103-107.
Nabi Ismail Alaihissalam
Nabi Ismail Alaihissalam menjadi pemimpin kita Makkah dan menangani urusan Ka’bah itu sepanjang hidupnya. Beliau meninggal pada usia 137 tahun. Sepeninggal beliau, urusan Ka’bah diambil alih oleh kedua orang putranya, Nabit dan Qaidar secara bergantian. Ada riwayat yang mengatakan kalau Qaidarlah yang lebih dulu setelah itu baru Nabit. Lalu, sepeninggal mereka berdua, urusan Makkah kemudian diambil alih oleh kakek mereka Madhdhadh bi Amr al-Jurhumi.
Penyembahan Berhala
Penyembahan berhala oleh masyarakat arab waktu itu, adalah tidak lain dari perbuatan yang diada-adakan oleh Amr bin Luhay dari Bani Khuza’ah, yang dianggap oleh mereka adalah seorang ulama besar di zamannya. Sehingga apa yang diada-adakan oleh Amr bin Luhay adalah Bid’ah Hasanah dan tidak dikategorikan sebagai perbuatan yang merubah agama Nabi Ibrahim Alaihissalam.
Kebiasaan Bangsa Arab
❥ Kebiasaan – kebiasaan bangsa arab Jahiliyyah selain yang kita kenal dengan kehidupan yang nista, pelacuran dan hal – hal lain yang tidak dapat diteriman oleh akal sehat dan ditolak oleh hati nurani. Namun disisi lain, mereka mempunyai akhlaq mulia yang terpuji dan amat menawan bagi siapa saja yang melihatnya, juga membuatnya terkesima dan takjub.
Diantara sifat – sifat menakjubkan itu :
· Kemurahan Hati.
· Menepati Janji.
· Harga diri yang tinggi dan sifat pantang menerima pelecehan dan kezhaliman.
· Tekad yang pantang surut.
· Meredam kemarahan, sabar, dan amat berhati – hati.
· Gaya hidup lugu dan polos ala Badui dan belum terkontaminasi oleh peradaban dan pengaruhnya.
❥ Nasab Rasulullah SAW.
MUHAMMAD bin ABDULLAH bin ABDUL MUTHALLIB (Syaibah) bin HASYIM (Amr) bin ABDU MANAF (Al Mughirah) bin QUSHAY (Zaid) bin KILAB bin MURRAH bin KA’AB bin LUAY bin GHALIB bin FIHR (Dialah yang dijuluki sebagai “QURAISY” yang kemudian suku ini dinisbatkan padanya) bin MALIK bin AN’NADHAR (Qais) bin KINANAH bin KHUZAIMAH bin MUDRIKAH (Amir) bin ILYAS bin MUDHAR bin NIZAR bin MA’AD bin ADNAN.
Keluarga Besar Nabi Muhammad SAW ini, lebih dikenal dengan sebutan “Al Usrah Al Hasyimiyyah” (dinisbatkan kepada kakek Nabi SAW, Hasyim bin Abdu Manaf ).
· Hasyim
Karena keluarga besar Nabi SAW dikenal dengan sebutan “Al Usrah Al Hasyimiyyah” maka kita akan menyinggung sedikit tentang Hasyim. Hasyim nama aslinya adalah Amr dikenal sebagai seorang bangsawan besar yang berkecukupan. Dialah yang pertama kali membuat roti yang diremuk – remuk dan disiram kuah atau yang lebih dikenal dengan nama Ats – Tsarid. Dia jugalah yang pertama kali membuat tradisi melakukan dua perjalanan niaga bagi kaum Quraisy, yaitu Rihlatus Syita (perjalanan niaga musim dingin ke wilayah Syam) dan Rihlatus Shaif (perjalanan niaga musim panas ke wilayah Yaman), kedua perjalan tersebut disebutkan dalam Al Quran surat Al Quraisy.
Diantara kisah tentang dirinya : Suatu hari dia pergi berniaga ke kota Syam, namun ketika tiba di Madinah dia menikah dengan Salma binti Amr, salah seorang putrid Bani Adi bin an Najjar. Dia tinggal bersama istrinya beberapa waktu lamanya, dan kemudian melanjutkan perjalanan niaga ke Syam, sementara istrinya ditinggalkan dalam keadaan mengandung Abdul Muthallib di dalam perutnya. Hasyim akhirnya meninggal di Ghaza, salah satu kawasan di Palestina. Istrinya Salma melahirkan putranya Abdul Muthallib pada tahun 497 M. Ibunya menamakannya Syaibah (yang berarti uban) karena tumbuhnya uban di kepalanya. Salma mendidik anaknya di rumah ayahnya Amr/Hasyim di Yastrib, sedangkan keluarganya yang ada di Makkah tidak mengetahui perihal dirinya. Hasyim mempunyai empat orang putra dan lima orang putri. Keempat putranya : Asad, Abu Shaifi, Nadhlah, dan Abdul Muthallib. Sedangkan lima putrinya : Asy Syifa, Khalidah, Dha’ifah, Ruqayyah dan Jannah.
Dan terakhir untuk lebih jelasnya, kita bisa membacanya di dalam kitab Ar-Rahiq al-Makhtum.
0 comments:
Post a Comment