Redaksi Menerima kiriman tulisan baik opini, artikel dan lain-lain
Tulisan bisa dikirim via email ke alamat : pwkpii.mesir@gmail.com
Jazakumullah khairan katsiran

Friday, 13 September 2013

Sepakat Tolak Miss World, Mahasiswi Indonesia Mesir Kumpulkan Tanda Tangan

Oleh: Nurul Qolbi


“Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali untuk menolak kemungkaran, terlambat memang sebuah kekurangan, tapi tidak sama sekali itu kesalahan yang lebih fatal” tutur Ketua PII Wati Pwk. PII Mesir, Sdri. Masdariyah saat membawakan sambutan di acara seminar umum gagasan PII Wati Mesir yang bertemakan “Propaganda Miss World Mengikis Karakter Anak Bangsa” yang berlangsung Rabu sore (11/9) di aula Pasanggrahan KPMJB, Kairo-Mesir. 

Dalam hal ini PII Wati juga bekerja sama dengan beberapa organisasi keputrian mahasiswi Indonesia yang ada di Mesir, yaitu WIHDAH-PPMI, Keputrian KPMJB Jawa Barat dan keputrian KMM Sumatera Barat. Walaupun sebagian kalangan menilai, seminar ini sudah terlambat mengingat acara miss world sudah berlangsung sejak beberapa hari yang lalu, namun acara tersebut tetap mendapatkan apresiasi besar, terbukti dari antusiasme para peserta yang datang dan memenuhi Aula Pasangrahan KPMJB tempat berlangsungnya acara. 
Memang agak sedikit terlambat, situasi dan kondisi Mesir yang belum sepenuhnya kondusif cukup menghambat aktivitas para mahasiswa Indonesia di Kairo belakang ini, bahkan beberapa waktu lalu, kegiatan mahasiswa sempat dibekukan oleh Pihak KBRI Cairo dengan alasan keamanan. Alasan senada juga mempengaruhi keterlambatan terselenggaranya seminar tersebut. Walau bagaimanapun juga, tidak ada kata terlambat untuk menolak kebatilan karena itu sebuah kewajiban”. Seperti yang dipaparkan Nurhalimah selaku ketua panitia seminar. 
Dalam Seminar tersebut panitia pelaksana berhasil menghadirkan dua narasumber sekaligus. Diawali oleh Ibu Dahlia Kusuma Dewi, S. Sos. MIA (Sekretaris II Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Kairo) yang mengupas habis tentang plus-minus ajang Miss World untuk Negara dan pengaruhnya terhadap karakter Indonesia yang ketimuran, kemudian dilanjutkan oleh narasumber kedua, Ustadzah Hayati Fashihah Lubis, Lc. Dipl. (Mahasiswi Program Pasca Sarjana Fak. Syariah Islamiyah Jurusan Ushul Fiqh) yang pada kesempatan kali ini, beliau mengajak hadirin mengkaji sedalam-dalamnya tentang Miss World itu sendiri jika dipandang menurut kaca mata syari’ah. “Sudah jelas hukumnya mengumbar aurat itu tidak dibenarkan dalam Islam, dan sepanjang sejarah ajang ini tidak pernah lepas dari yang namanya buka-bukaan. Adapun jika dilihat dari keuntungan untuk Negara, kita juga sama-sama mengetahui, keuntungan yang didapatkan dari cara yang tidak benar itu tidak halal” papar Ustadzah Fasihah Lubis. “Terlepas dari keuntungan-keuntungannya, tetap saja ajang ini mencederai karakter negara kita yang ketimuran. Juga yang mayoritas penduduknya penganut agama Islam. Saya yakin setelah melihat banyaknya protes keras dari berbagai elemen masyarakat, pemerintah akan berpikir ulang untuk mengadakan ajang yang serupa”, ujar ibu Dahlia menambahkan.

“Brain and Beauty itu anugrah dari Allah, tapi sayang mereka tidak menempatkannya pada tempatnya, sebagaimana yang Allah perintahkan. Ajang ini punya pengaruh buruk untuk generasi muda yang akan datang, tidak di Indonesia saja, banyak yang sudah menjadikan para konstestan dari ajang ini sebagai idola mereka, apalagi jika pelaksanaannya di Indonesia, saya gak tau apa jadinya, na’udzubillah” jawab Fathinah, mahasiswi asal Gorontalo saat ditanya pendapatnya tentang Miss World yang sedang berlangsung di tanah air tercinta. Tidak hanya itu, dalam seminar ini juga dirangkaikan dengan pengumpulan tanda tangan seluruh hadirin sebagai tanda seia dan sekata menolak ajang pamer aurat sejagat ini di Indonesia maupun di bumi Allah lainnya. Selanjutnya tanda tangan yang terkumpul dalam spanduk beserta Surat Pernyataan Sikap Bersama akan dikirimkan secepatnya kepada pemerintah di Indonesia.

Acara ditutup dengan pembacaan surat pernyataan sikap penolakan keras dari segenap pelajar putri Indonesia di Mesir terhadap ajang obral aurat tersebut oleh ketua WIHDAH-PPMI (organisasi induk keputrian di Mesir) masa bakti 2013-2014; Sdri. Tsaqofina Hanifah didampingi oleh Kabid PII Wati, Ketua Keputrian KPMJB dan Ketua Keputrian KMM yang diiringi pekikan takbir para peserta. “Saya mengapresiasi sebesar-besarnya acara ini, sejatinya sebagai muslimah kita sudah pasti menolak, tapi seminar ini merupakan wasilah untuk kita menyampaikan kepada ummat, bahwa kami dengan tegas juga menolak ajang tersebut dan sebagai bukti akan tingginya daya kritis kita sebagai mahasiswa yang notabenenya penuntut ilmu agama terhadap hal-hal yang bertentangan dengan syari’at. Serta bentuk kepedulian kita kepada negeri tercinta walau kita sedang tidak di Indonesia”, tutur Yeni Riska, ketua Keputrian KMM Sumatera Barat kepada PII Wati selaku penyelenggara sesaat setelah acara ditutup.


Semoga Allah selalu meneguhkan gerak langkah kaki kita dalam berdakwah dan menegakkan SyiarNya. Amin.

2 comments:

  1. indonesia sedang melaksanakan pendidikan berbasis karakter, kurikulum 2013, tapi pemerintah seperti gak kuasa menolak ajang yg malah bakal merusak karakter bangsanya sendiri.

    ReplyDelete
  2. Kamu sudah tau sekarang menonton film drama korea bisa di download di Googleplay, MYDRAKOR pilihan terbaik menonton film drama korea. MYDRAKOR banyak pilihan film baru.


    https://www.inflixer.com/

    ReplyDelete