Oleh: Nurul Qolbi
“Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali untuk menolak
kemungkaran, terlambat memang sebuah kekurangan, tapi tidak sama sekali itu
kesalahan yang lebih fatal” tutur Ketua PII Wati Pwk. PII Mesir, Sdri.
Masdariyah saat membawakan sambutan di acara seminar umum gagasan PII Wati
Mesir yang bertemakan “Propaganda Miss World Mengikis Karakter Anak Bangsa”
yang berlangsung Rabu sore (11/9) di aula Pasanggrahan KPMJB, Kairo-Mesir.
Dalam hal ini PII Wati juga bekerja sama
dengan beberapa organisasi keputrian mahasiswi Indonesia yang ada di Mesir, yaitu WIHDAH-PPMI, Keputrian KPMJB Jawa Barat dan keputrian KMM Sumatera Barat.
Walaupun sebagian kalangan menilai, seminar ini sudah terlambat mengingat acara
miss world sudah berlangsung sejak beberapa hari yang lalu, namun acara
tersebut tetap mendapatkan apresiasi besar, terbukti dari antusiasme para
peserta yang datang dan memenuhi Aula Pasangrahan KPMJB tempat berlangsungnya
acara.
“Memang agak sedikit terlambat, situasi dan kondisi Mesir yang belum
sepenuhnya kondusif cukup menghambat aktivitas para mahasiswa Indonesia di Kairo
belakang ini, bahkan beberapa waktu lalu, kegiatan mahasiswa sempat dibekukan
oleh Pihak KBRI Cairo dengan alasan keamanan. Alasan senada juga mempengaruhi
keterlambatan terselenggaranya seminar tersebut. Walau bagaimanapun juga, tidak
ada kata terlambat untuk menolak kebatilan karena itu sebuah kewajiban”.
Seperti yang dipaparkan Nurhalimah selaku ketua panitia seminar.
Dalam Seminar
tersebut panitia pelaksana berhasil menghadirkan dua narasumber sekaligus.
Diawali oleh Ibu Dahlia Kusuma Dewi, S. Sos. MIA (Sekretaris II Fungsi
Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Kairo) yang mengupas habis tentang plus-minus
ajang Miss World untuk Negara dan pengaruhnya terhadap karakter Indonesia yang
ketimuran, kemudian dilanjutkan oleh narasumber kedua, Ustadzah Hayati Fashihah
Lubis, Lc. Dipl. (Mahasiswi Program Pasca Sarjana Fak. Syariah Islamiyah
Jurusan Ushul Fiqh) yang pada kesempatan kali ini, beliau mengajak hadirin
mengkaji sedalam-dalamnya tentang Miss World itu sendiri jika dipandang menurut
kaca mata syari’ah. “Sudah jelas hukumnya mengumbar aurat itu tidak dibenarkan
dalam Islam, dan sepanjang sejarah ajang ini tidak pernah lepas dari yang
namanya buka-bukaan. Adapun jika dilihat dari keuntungan untuk Negara, kita
juga sama-sama mengetahui, keuntungan yang didapatkan dari cara yang tidak
benar itu tidak halal” papar Ustadzah Fasihah Lubis. “Terlepas dari
keuntungan-keuntungannya, tetap saja ajang ini mencederai karakter negara kita
yang ketimuran. Juga yang mayoritas penduduknya penganut agama Islam. Saya
yakin setelah melihat banyaknya protes keras dari berbagai elemen masyarakat,
pemerintah akan berpikir ulang untuk mengadakan ajang yang serupa”, ujar ibu
Dahlia menambahkan.
“Brain and Beauty itu anugrah dari Allah, tapi sayang
mereka tidak menempatkannya pada tempatnya, sebagaimana yang Allah perintahkan.
Ajang ini punya pengaruh buruk untuk generasi muda yang akan datang, tidak di Indonesia
saja, banyak yang sudah menjadikan para konstestan dari ajang ini sebagai idola
mereka, apalagi jika pelaksanaannya di Indonesia, saya gak tau apa jadinya,
na’udzubillah” jawab Fathinah, mahasiswi asal Gorontalo saat ditanya
pendapatnya tentang Miss World yang sedang berlangsung di tanah air tercinta.
Tidak hanya itu, dalam seminar ini juga dirangkaikan dengan pengumpulan tanda
tangan seluruh hadirin sebagai tanda seia dan sekata menolak ajang pamer aurat
sejagat ini di Indonesia maupun di bumi Allah lainnya. Selanjutnya tanda tangan yang terkumpul dalam spanduk beserta Surat Pernyataan Sikap Bersama akan dikirimkan secepatnya kepada pemerintah di Indonesia.
Acara ditutup dengan
pembacaan surat pernyataan sikap penolakan keras dari segenap pelajar putri
Indonesia di Mesir terhadap ajang obral aurat tersebut oleh ketua WIHDAH-PPMI (organisasi induk keputrian di Mesir) masa
bakti 2013-2014; Sdri. Tsaqofina Hanifah didampingi oleh Kabid PII Wati, Ketua Keputrian KPMJB dan Ketua Keputrian KMM yang diiringi pekikan takbir para
peserta. “Saya mengapresiasi sebesar-besarnya acara ini, sejatinya sebagai
muslimah kita sudah pasti menolak, tapi seminar ini merupakan wasilah untuk
kita menyampaikan kepada ummat, bahwa kami dengan tegas juga menolak ajang
tersebut dan sebagai bukti akan tingginya daya kritis kita sebagai mahasiswa
yang notabenenya penuntut ilmu agama terhadap hal-hal yang bertentangan dengan
syari’at. Serta bentuk kepedulian kita kepada negeri tercinta walau kita sedang
tidak di Indonesia”, tutur Yeni Riska, ketua Keputrian KMM Sumatera Barat kepada PII Wati selaku penyelenggara sesaat setelah acara ditutup.
Semoga Allah selalu meneguhkan gerak langkah kaki kita dalam berdakwah dan menegakkan SyiarNya. Amin.
Semoga Allah selalu meneguhkan gerak langkah kaki kita dalam berdakwah dan menegakkan SyiarNya. Amin.
indonesia sedang melaksanakan pendidikan berbasis karakter, kurikulum 2013, tapi pemerintah seperti gak kuasa menolak ajang yg malah bakal merusak karakter bangsanya sendiri.
ReplyDeleteKamu sudah tau sekarang menonton film drama korea bisa di download di Googleplay, MYDRAKOR pilihan terbaik menonton film drama korea. MYDRAKOR banyak pilihan film baru.
ReplyDeletehttps://www.inflixer.com/