Redaksi Menerima kiriman tulisan baik opini, artikel dan lain-lain
Tulisan bisa dikirim via email ke alamat : pwkpii.mesir@gmail.com
Jazakumullah khairan katsiran

Thursday, 1 December 2016

The Rain and Egyptian

Deraiannya hanya gerimis. Gerimis lembut berderai-derai. Lembut berjatuhan dari langit. Langit yg mendung kelam, gelap dingin membeku menggigil-gigil. Air hujan yg dijatuhkan lembut beriringan dgn angin dingin. Anginnya berdesir dingin menyelinap ke setiap sudut celah-celah tubuh. Lalu permukaan pipi dan hidung menjadi bagian paling dingin di antara yg lainnya. Gerimis kecil tapi deras dan angin dinginnya berdesir beriringan menghujani setiap yg ada di bumi. Salah satunya manusia. Manusia-manusia yg tengah sibuk memperkaya hati dan menajamkan akal dengan keluhuran ilmu. Menghujani kami..; orang2 yg sedang berlalu lalang di pelataran kampus tersayang..termulia..juga istimewa..;
كلية البنات الأزهر الشريف بالقاهرة.
      
     Adalah aku ; salah satu gadis yg berada dalam kampus itu. Yang berjalan menggigil tak berdaya. Dingin.., ngilu dan diterpa angin sadis yg super dingin. Berjalan sambil mendekap-dekap badan sendiri. Dihempas angin dan sutra-sutra gerimis yg lembut dan gemulai. Dingin memang...tapi senang.!. Justru tangan dan wajahku menengadah ke awan menadahi curahan air selembut sutra itu sambil lirih berdoa :

اللهم صيبا نافعا..!

dan tak lupa memanjatkan beberapa hajat.
Sengaja ku tak berteduh. Melainkan tetap berjalan di bawah langit-Nya. Melangkah pelan menikmati setiap deraiannya. Karena aku merindukannya. Rindu hujan. Merindukan hujan segar tanah bogor Indonesia. 

        Wajahku.., kutadahkan menyerapi setiap tetesannya. Dingin...lembut..dan lembut.! Wajahku menengadah sambil memejamkan mata menikmati setiap jatuhan anggun hujan gerimis penyambut musim dingin ini.

      Aku dibuai dalam kesyahduan menikmati gerimis lembut ini. Saking dibuainya.., tak terasa bajuku basah perlahan-lahan. Dan ada pemandangan yg membuatku tersenyum-senyum saat kubuka mata. Aku melihat dua orang Egyptian atau pribumi menari-nari dgn berpegangan satu sama lain, berhadapan, berpegangan kedua tangan lalu berputar-putar sambil tertawa-tawa kecil..senang.., riang gembira. Dan ku melihat-lihat ke sekeliling ternyata semuanya gembira. Teman-teman mesir sangat bahagia dengan turunnya hujan gerimis ini. Ada yang berteriak hepi sambil jingkrak-jingkrakan walau kedinginan, ada yg berlari-laru kecil sambil tertawa riang..,dan yg terakhir.., dan ini yg membuatku sedikit ingin tertawa kecil dan bilang " yaasalaam.." :-D.., yg paling unik ini adalah aku melihat sekelompok teman-teman mesir berkerumun sambil selfi. Haha..padahal dgn selfi dgn sebanyak orang itu, di hasil potonya tidak akan tampak air gerimis itu. Mungkin paling tidak saat selfi, kameranya menangkap tetesan kecil yg sedikit membasahi kerudung dan wajah mereka.

        Padahal setiap tahun di musim dingin aku selalu melihat pemandangan ini. Tapi hari ini aku benar-benar menikmati dan memperhatikan setiap sudut kegembiraan satu persatu. Pemandangan unik orang2 mesir saat menyambut hujan. Karena hujan bagi mereka adalah langka, juga istimewa. Tidak seperti kita indonesian.., yang mana sangat biasa menghadapi hujan beserta petirnya.

       Beda lagi kalau menghadapi gledek atau petir. Ini kebalikannya. Jika tadi mereka riang gembira menyambut gerimis, maka sebaliknya.., saat langit mendentumkan petir.., mereka ketakutan bukan main. Bahkan mereka berlari sembari menutup kepala mencari perlindungan yang entah kemana harus menghindar.

     Bahkan.., salah satu temanku menceritakan bahwa ada seorang temannya yg menikahi perempuan mesir lalu dibawa ke indonesia. Dan pada suatu hari, hujan diiringi petir. Maka sontak istrinya terkejut dan takut. Ia ketakutan lalu minta pulang kembali ke tanah kelahirannya. Dan dia pulang ke tanah piramida dengan kenangan petir indonesia. :-D.

Dalam mendungnya Kairo, 01 Desember 2016
Hawra bulbul