Redaksi Menerima kiriman tulisan baik opini, artikel dan lain-lain
Tulisan bisa dikirim via email ke alamat : pwkpii.mesir@gmail.com
Jazakumullah khairan katsiran

Sunday, 22 August 2010

Buka Bersama Kader PII Mesir

“Kalau Nabi Muhammad saw dalam salah satu sabdanya berkata bahwa jikalau seorang Hamba mengucapkan Subhanallah,walhamdulillah wa laa ilahaillallah wallahu akbar maka akan tumbuhlah satu pohon korma untuknya di akhirat,bayangkan berapa banyak pohon korma kita yang sia-sia akibat kita menyia-nyiakan waktu kita ” demikian bunyi salah satu taushiyah dari sekian banyak taushiyah yang disampaikan oleh Kanda Zulfi Akmal Lc.Dipl dalam acara buka bersama Kader Pelajar Islam Indonesia ( PII ) di Markas Besar Perwakilan PII Mesir Minggu,22 Agustus 2010.

Dalam Acara Buka Bersama yang bertempat di Markas Besar PII Mesir tersebut,Kanda Zulfi yang pernah menjadi aktifis PII di Sumatera Barat tersebut juga mengingatkan kepada semua kader PII untuk tetap menjaga idealisme Keislaman yang merupakan identitas kader PII dalam bentuk perbuatan nyata,Artinya agar seluruh tindak-tanduk kader PII semuanya harus merujuk kepada islam sebagai identitas kader PII,dan agar memanfaatkan moment Ramadhan ini untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam beribadah,dan menyempurnakan amalan-amalan yang selama ini dirasa kurang.

Acara yang berlangsung khidmat ini diawali dengan tilawah oleh salah seorang kader PII dan dilanjutkan dengan sambutan Ketua Umum Perwakilan PII Mesir,Saudara Andi Hariyono.Dalam Sambutannya,Andi kembali mengingatkan kepada kader semua bahwa dimanapun kader PII berada ,Islam Harus tetap menjadi dasar pergerakan.Oleh Karena itu ketika berada  dalam kondisi dimana perbedaan sangat mungkin terjadi diharapkan para kader lebih mendahulukan Identitas Islam nya dalam bertindak,ketimbang tendensi-tendensi lainnya.Acara pun berlanjut dengan agenda Taushiyah Ramadhan dari Kanda Zulfi Akmal.

Berkumandangnya azan maghrib pertanda waktu untuk berbuka puasa pun membuat acara di break sebentar untuk Buka bersama dan dilanjutkan dengan shalat maghrib bersama.Setelah Shalat maghrib selesai,makan malam pun dihidangkan.Sambil menikmati makan malam,Kanda Zulfi meminta para kader untuk memperkenalkan diri.Acara buka bareng tersebut ditutup dengan tanya jawab dengan Pemateri dan diakhiri dengan Do’a bersama.

Acara buka bersama ini sendiri dihadiri kurang lebih 20 orang kader PII dan merupakan inisiatif beberapa kader baru PII alumni Leadership Basic Training yang dilaksanakan di Tajammu’ awal New Cairo Akhir Juli Kemaren.

“Kalau Nabi Muhammad saw dalam salah satu sabdanya berkata bahwa jikalau seorang Hamba mengucapkan Subhanallah,walhamdulillah wa laa ilahaillallah wallahu akbar maka akan tumbuhlah satu pohon korma untuknya di akhirat,bayangkan berapa banyak pohon korma kita yang sia-sia akibat kita menyia-nyiakan waktu kita ” demikian bunyi salah satu taushiyah dari sekian banyak taushiyah yang disampaikan oleh Kanda Zulfi Akmal Lc.Dipl dalam acara buka bersama Kader Pelajar Islam Indonesia ( PII ) di Markas Besar Perwakilan PII Mesir Minggu,22 Agustus 2010.

buber pii 2

Dalam Acara Buka Bersama yang bertempat di Markas Besar PII Mesir tersebut,Kanda Zulfi yang pernah menjadi aktifis PII di Sumatera Barat tersebut juga mengingatkan kepada semua kader PII untuk tetap menjaga idealisme Keislaman yang merupakan identitas kader PII dalam bentuk perbuatan nyata,Artinya agar seluruh tindak-tanduk kader PII semuanya harus merujuk kepada islam sebagai identitas kader PII,dan agar memanfaatkan moment Ramadhan ini untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam beribadah,dan menyempurnakan amalan-amalan yang selama ini dirasa kurang.

Buka bersama PII mesir 1Acara yang berlangsung khidmat ini diawali dengan tilawah oleh salah seorang kader PII dan dilanjutkan dengan sambutan Ketua Umum Perwakilan PII Mesir,Saudara Andi Hariyono.Dalam Sambutannya,Andi kembali mengingatkan kepada kader semua bahwa dimanapun kader PII berada ,Islam Harus tetap menjadi dasar pergerakan.Oleh Karena itu ketika berada  dalam kondisi dimana perbedaan sangat mungkin terjadi diharapkan para kader lebih mendahulukan Identitas Islam nya dalam bertindak,ketimbang tendensi-tendensi lainnya.Acara pun berlanjut dengan agenda Taushiyah Ramadhan dari Kanda Zulfi Akmal.

Berkumandangnya azan maghrib pertanda waktu untuk berbuka puasa pun membuat acara di break sebentar untuk Buka bersama dan dilanjutkan dengan shalat maghrib bersama.Setelah Shalat maghrib selesai,makan malam pun dihidangkan.Sambil menikmati makan malam,Kanda Zulfi meminta para kader untuk memperkenalkan diri.Acara buka bareng tersebut ditutup dengan tanya jawab dengan Pemateri dan diakhiri dengan Do’a bersama.

buber 3

Acara buka bersama ini sendiri dihadiri kurang lebih 20 orang kader PII dan merupakan inisiatif beberapa kader baru PII alumni Leadership Basic Training yang dilaksanakan di Tajammu’ awal New Cairo Akhir Juli Kemaren.

Saturday, 14 August 2010

Warna-warni Ramadhan dan Hidangan Tuhan di Mesir

Foto : Annida Online
Ramadhan di Mesir sangat terasa berbeda dibanding hari-hari biasa. Beberapa hari sebelum Ramadhan, di setiap jalanan dan toko-toko menjual lampu Fanous yang dipasang tiap jalan atau depan pintu apartemen.

Dahulu lampu Fanous sering digunakan sebagai lampu penerang jalan menuju masjid atau rumah handai taulan saat malam hari. Konon, awal mula lampu Fanous digunakan masyarakat Mesir untuk menyambut kedatangan Khalifah Muiz Lidinillah pada masa dinasti Fathimiyah pada tanggal 5 Ramadan 358 Hijriah.

Sekarang, lampu Fanous menjadi salah satu tradisi masyarakat dalam menyambut Ramadan di Mesir. Bagi rakyat Mesir, lampu Fanous memiliki nilai filosofi yang berarti ungkapan kebahagiaan, kegembiraan serta kesyukuran dalam menjamu tamu Agung yaitu bulan Ramadan. Biasanya para orang tua akan selalu membelikan Fanous dan menghadiahkannya kepada anak-anaknya dan menjadi mainannya.

Sepanjang bulan Ramadan, dalam tradisi Mesir, orang-orang mengenakan Galabiya (jubah) dan topi. Dua jam jelang subuh, orang-orang Turki menyusuri jalan-jalan dengan mengenakan galabiya dan topi untuk membangunkan penduduk sahur sambil memukulkan Baza (drum kecil).

Mirip seperti yang dilakukan di kampung-kampung di Indonesia. Namun, tradisi itu hanya berlaku di beberapa kawasan saja, seperti di kawasan Bathniya (belakang masjid Al-Azhar), sebagian distrik 10 serta beberapa kota di luar propinsi Kairo seperti Tafahna Al-Asyraf Propinsi Daqahliyah.

Ketika waktu Magrib akan tiba, selain suasana sunyi senyap jarang ada mobil yang lewat, kita akan melewati banyak sekali tenda-tenda yang dibangun, meja-meja yang berjejer rapi siap dengan hidangan aneka ragam makanan untuk berbuka puasa dan gratis untuk dinikmati oleh semua orang. Bukan hanya orang miskin boleh datang, semua orang yang kebetulan berada di jalan itu ketika saat berbuka tiba.

Negeri Alquran
Awal Ramadhan di Mesir diumumkan oleh Mufti Syeikh Ali Gouma dan disiarkan secara langsung melalui chanel televisi. Dua tahun terakhir ini di Mesir pengumuman penetapan bulan Ramadhan diadakan di Azhar Convention Center kawasan Rabea Adawea dan mengundang seluruh para cendekiawan, ulama, tokoh serta pejabat negara termasuk sebagian mahasiswa asing ikut menghadiri acara tersebut.

Mahir Mohamad Soleh, mahasiswa Fakultas Ushuluddin Jurusan Hadist, Universitas Al-Azhar, Mesir mengatakan, Ramadhan di Mesir tahun ini pada akhir musim panas. Waktu siang agak panjang dibanding musim biasa. “Untungya Ramadhan sudah akhir musim panas sehingga cuaca tidak terlalu panas saat menunaikan ibadah Ramadan,” ujar Mahir.

Biasanya, di musim panas azan subuh berkumandang pukul 05.00, sedang azan maghrib berkumandang pukul 19.30. Namun, kata Mahir, awal minggu pertama Ramadan ini terjadi perubahan waktu, azan subuh pukul 04.00 dan magrib pukul 18.15.

Mahir menceritakan masjid-masjid menjadi semakin penuh saat Ramadhan. Salat lima waktu pun lebih banyak dari hari-hari biasa. Meski begitu, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa masuk kantor bagi pegawai kantoran baik swasta maupun pemerintahan. Sedang para siswa dan mahasiswa masih berkutat dalam kesibukan mengisi hari-hari liburnya selama musim panas.

Ramadhan di Mesir menjadi bulan Alquran. Masyarakat Mesir, imbuh Mahir, cukup religius dalam keseharian mereka, utamanya dalam interaksi mereka dengan Alquran. Selama Ramadhan semarak lantunan Alquran saling bersahutan. Sepanjang jalan, di bis-bis kota, penjaga toko, polisi atau satpam, anak-anak sampai orang tua pun semua saling berlomba membaca dan mengkhatamkan Alquran apapun kondisi mereka saat itu. Baik dengan bacaan pelan (sirr) atau keras (jahr).

Ada yang mengulang hapala atau menambah jumlah bacaan. Ketika memasuki masjid, baik sebelum atau sesudah menunaikan salat, orang-orang berlomba membaca Alquran dan mengkhatamkannya.“Untuk mengejar target kebaikan dan pahala berlipat ganda pada bulan Ramadan,” tutur Mahir.

Bahkan, Ramadan kali ini Kementerian Wakaf mengadakan "Musabaqah Tahfizh Alquran Internasional ke-17". Lomba Musabaqah itu melibatkan peserta dari 117 Negara. Shalat tarawih di Mesir, kita akan menjumpai masjid dengan dua pilihan, salat tarawih 20 Rakaat atau 8 Rakaat. Umumnya, masjid-masjid di Mesir menunaikan salat tarawih 8 Rakaat. Bacaan surat pun beragam, mulai dari surat-surat pendek, satu juz dan tiga juz setiap salat tarawih.

Maidatur Rahman (Hidangan Tuhan)
Tradisi unik lain kala Ramadhan, ujar Mahir, adalah Maidatur Rahman atau memberikan hidangan puasa. Menurut sebagian sejarawan, permulaan adanya Maidaturrahman atau memberikan hidangan buka puasa saat bulan Ramadan terjadi pada masa Rasulullah Saw.

Di Mesir, Maidaturrahman memiliki sejarah yang panjang. Konon dimulai saat Harits bin Laits seorang Ahli Fiqh dan Hartawan saat bulan Ramadan dia hanya berbuka dengan memakan Foul (kacang khas Mesir yang sudah diolah).

Kebaikan sosial para dermawan di Mesir, menurut Mahir, patut diacungi jempol. Salah satu bentuknya adalah pemberian bantuan (musa'adah) dalam bentuk uang, makanan atau sembako kepada para fakir miskin termasuk juga kepada mahasiswa asing yang belajar di sini. “Kita sebagai mahasiswa tidak direpotkan dengan urusan masak, cukup pergi ke masjid atau ke tempat-tempat terbuka yang menyediakan maidaturrahman,” papar Mahir.

Maidaturrahman diberikan dalam bentuk take away. Ada beberapa lokasi penyedia maidaturrahman, seperti di Distrik Tujuh, menu makanan yang terbilang istimewa dibagikan dari restoran cepat saji Cook Door. Juga di distrik Delapan, biasanya ramai mahasiswa asing mengantre untuk mendapatkan jatahnya dengan beragam menu.

Waktu pembagian dimulai sejak pukul 16.30 sampai menjelang azan magrib. Menu yang dibagikan berbeda-beda, karena penyumbang hidangan berbuka puasa itu biasanya lebih dari tiga orang. Setiap penyumbang maidaturrahman minimal menyumbang 100 kotak berisi makanan.

Selain di tempat tersebut, maidaturrahman bisa kita dapatkan di masjid-masjid. Baik di dalam masjid, ataupun di pelataran teras masjid. Rata-rata di masjid kita hanya diberikan ta'jil kurma saat azan magrib berkumandang, tidak sedikit pula seorang dermawan yang memberikan minuman manis seperti tamr hind (terbuat dari Asam) dana subiya (terbuat dari santan kelapa) di depan pintu masjid sebelum jamaah memasukinya.

Saat berbuka menunya pun beragam, seperti nasi, isy (roti gandum), daging, ayam, buah-buahan, sayur kacang dan kentang. Cara menghidangkannya pun beragam pula. Di beberapa masjid besar, biasanya makanan tersaji dengan rapi dan bersih. Setiap orang mendapat jatah satu kemasan yang berisi makanan. Ada juga masjid-masjid yang menyediakan makanan dalam wadah-wadah besar, untuk dinikmati bersama-sama.

Rata-rata masyarakat Mesir yang sudah berkeluarga akan berbuka di rumah bersama keluarganya, sedang masyarakat Mesir seperti para pekerja kasar, penjaga warung berbuka di masjid atau di tempat-tempat terbuka. Begitu juga dengan mahasiswa asing seperti Rusia, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Afrika dan tak ketinggalan Indonesia. Semua terbuka dan tidak memandang status sosial. Semua orang berkumpul dengan beragam jenis suku, bangsa dan etnis menjadi satu. Menikmati jamuan Tuhan di rumah-Nya yang agung

*Mahir Muhammad Soleh,Mantan Koordinator Korps Instruktur Pwk PII Mesir

Tuesday, 3 August 2010

PII Perwakilan Mesir Menyelenggarakan Leadership Basic Training

piiUntuk kesekian kalinya,Pengurus Perwakilan Pelajar Islam Indonesia Republik Arab Mesir mengadakan Leadership Basic Training.Acara yang sering disingkat dengan Batra ini merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh PII untuk merekrut kader-kader baru yang akan meneruskan perjuangan PII .Pembukaan batra berlangsung pada hari selasa tanggal 27 Juli 2010   bertempat di Sekretariat PII perwakilan Mesir Bawabah 2 Hay Asyir dengan tema "Rekonstruksi peran pelajar dalam dinamika masisir".

Acara yang rencananya akan berlaangsung selama kurang lebih 7 hari ini dibuka oleh salah seorang mantan ketua Umum Pwk PII Mesir saudara Aulia Ul Haq Marzuki.Dalam sambutannya aulia menyebutkan bahwa dalam pelatihan Batra ini,para peserta akan mendapatkan banyak hal-hal yang baru karena sistem yang diterapkan oleh PII berbeda dari sistem pelatihan-pelatihan lainnya.Oleh karena itu,sangat diharapkan kepada peserta Agar serius dan komitmen mengikuti pelatihan ini sehingga output nya akan bagus dan bernilai jual.

Dalam acara pembukaan yang berlangsung di Sekretariat PII pwk Mesir ini juga diselingi dengan talk show Pendidikan dengan menghadirkan 2 orang tokoh masisir yaitu Syaiful bahri MA dari ICMI Orsat Kairo dan Zulfahmi dari PCNU Mesir.Dalam uraiannya , Syaiful bahri menyampaikan sedikit sejarah tentang kependidikan dan dinamika aktivitas mahasiswa di Mesir.Beliau menyebutkan bahwa sejak dulunya,para mahasiswa di mesir adalah orang-orang yang aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah dan kemahasiswaan.Budaya menulis,membaca dan diskusi dulunya telah melahirkan para pemikir-pemikir handal serta penulis-penulis yang berkualitas.namun seiring perkembangan zaman ditambah dengan virus Internet yang merajalela budaya ini menurun secara drastis.Terlebih lagi sejak munculnya jejaring sosial yang membuat sebagian besar waktu mahasiswa lebih banyak di depan komputer ketimbang mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk menunjang pendidikannya.

di Akhir acara , dilaksanakanlah penyerahan peserta secara simbolis dari Ketua Panitia Saudara Ariandi ke Koordinator Tim instruktur saudara Zamzami saleh.Semoga proses training ini akan melahirkan kader-kader umat subjek kebudayaan serta sanggup menghadapi tantangan zaman.